(1) “ Bening kedua bola matamu “ …. di mata “ Duo – Farouk “
Ada dua sosok Farouk yang dimiliki Mesir sebagai penyair kontemporer terkenalnya. Salah satunya adalah Farouk Shousha yang juga pengasuh acara budaya “Lughotunā ‘l-jamīlah” di saluran tv nasional, dan yang satunya lagi adalah Farouk Guweida.
Kita akan coba melirik pandangan keduanya dalam menggambarkan makna “dua bola mata” dari gadis impiannya masing-masing dari sajak-sajak yang mereka tulis.
Dalam sajak “Fī ‘ainai-ki … ‘unwānī“ yang juga menjadi judul kumpulan puisinya (1979), Farouk Guweida bertutur begini :
. . . . . . . . . . . .
Wa lau khuyyir-tu fī wathonin
la-qultu hawā-ki authōnī
wa lau ansā-ki yā ‘umrī
hanāyā qolbī … tansā-nī
idzā mā dhi‘-tu fī darbin
fa-fī ‘ainai-ki ‘unwānī …
Andai aku boleh memilih sebuah tanah air …
maka cintamulah yang jadi tanah airku
andaipun aku dapat melupakanmu, sayang …
maka seantero jiwakupun pasti akan melupakanku
andai di suatu tempat aku tersesat …
maka di kedua bola matamu kan kutemukan alamatku …
Sedang dalam kumpulan puisinya “Lu’lu-atun fī ‘l-qolb“ (1978), pada sajaknya yang bertajuk “Sami‘tu ‘ainai-ki“, Farouk Shousha menulis seperti ini :
Sami‘tu ‘ainai-ki … wa mā qōlatā
sami‘tu kulla ‘l-hamsi kholfa ‘l-jufūn
wa ‘rta‘asyat kaffāya fī lamsatin
auda‘tu-hā hubbī wa sirrī ‘d-dafīn
aiqozh-ti fī nafsī dabība ‘l-munā
asy‘al-ti fī qolbī nidā-a ‘l-hanīn
ainā-ki … lam asyhad siwā marfa-in
tarsū ‘alai-hi sufunu ‘l-mut‘abīn
Kudengar seluruh tutur kedua bola matamu …
kudengar pula setiap bisik di balik kelopaknya
kedua tangankupun bergetar oleh sentuhannya …
dan kusimpan dalam cintaku yang lama terkubur
kau bangkitkan kembali semua harapku …
dan nyalakan lagi panggilan kerinduan dalam hati ini
kedua bola matamu adalah dermaga …
tempat berlabuhnya bahtera mereka yang letih mencari.
Bahkan seorang Ismail Marzuki sempat merekam bagaimana seorang gadis paramedis “kesemsem” pada sesosok pemuda pejuang hanya dengan menatap sepasang mata bola-nya dari balik jendela kereta. Ini beliau gambarkan dalam lirik lagu Sepasang mata bola yang bernuansa perjuangan “tempo deloe” :
Sepasang mata bola …
dari balik jendela
datang dari Jakarta …
‘nuju medan perwira
kagum ku melihatnya …
sinar nan perwira rela
hati telah terpikat …
semoga kelak kita berjumpa pula
Wow … romantis abiiis ya. Tapi kita harus berhati-hati dengan yang namanya mata ini, apakah itu mata kita sendiri ataupun mata orang lain. Meskipun cuma sepasang, ia bagaikan sebatang anak panah beracun yang sangat berbisa dan berbahaya. Iiih … takut ?!
0 Tanggapan to “Bola mata kekasih di mata Duo Farouk”