25
Apr
09

Bola mata kekasih di mata Duo Farouk

(1)  “ Bening  kedua  bola  matamu “  ….  di  mata  “ Duo – Farouk “

Ada dua sosok Farouk yang dimiliki Mesir sebagai penyair kontemporer terkenalnya. Salah satunya adalah Farouk Shousha yang juga pengasuh acara budaya “Lughotunā ‘l-jamīlah” di saluran tv nasional, dan yang satunya lagi adalah Farouk Guweida.

Kita akan coba melirik pandangan keduanya dalam menggambarkan makna “dua bola mata” dari gadis impiannya masing-masing dari sajak-sajak yang mereka tulis.

Dalam sajak “Fī ‘ainai-ki … ‘unwānī“ yang juga menjadi judul kumpulan puisinya (1979), Farouk Guweida bertutur begini :

. . . . . . . . . . . .

Wa  lau  khuyyir-tu  fī  wathonin

la-qultu  hawā-ki  authōnī

wa  lau  ansā-ki  yā  ‘umrī

hanāyā  qolbī  …  tansā-nī

idzā  mā  dhi‘-tu  fī  darbin

fa-fī  ‘ainai-ki  ‘unwānī

Andai aku boleh memilih sebuah tanah air  …

maka cintamulah yang jadi tanah airku

andaipun aku dapat melupakanmu, sayang  …

maka seantero jiwakupun pasti akan melupakanku

andai di suatu tempat aku tersesat  …

maka di kedua bola matamu kan kutemukan alamatku

Sedang dalam kumpulan puisinya “Lu’lu-atun  fī ‘l-qolb“ (1978), pada sajaknya yang bertajuk “Sami‘tu  ‘ainai-ki“, Farouk Shousha menulis seperti ini :

Sami‘tu  ‘ainai-ki … wa  mā  qōlatā

sami‘tu  kulla ‘l-hamsi  kholfa  ‘l-jufūn

wa  ‘rta‘asyat  kaffāya  fī  lamsatin

auda‘tu-hā  hubbī  wa  sirrī  ‘d-dafīn

aiqozh-ti  fī  nafsī  dabība  ‘l-munā

asy‘al-ti  fī  qolbī  nidā-a  ‘l-hanīn

ainā-ki  …  lam  asyhad  siwā  marfa-in

tarsū  ‘alai-hi  sufunu  ‘l-mut‘abīn

Kudengar seluruh tutur kedua bola matamu

kudengar pula setiap bisik di balik kelopaknya

kedua tangankupun bergetar oleh sentuhannya  …

dan kusimpan dalam cintaku yang lama terkubur

kau bangkitkan kembali semua harapku   …

dan nyalakan lagi panggilan kerinduan dalam hati ini

kedua bola matamu adalah dermaga

tempat berlabuhnya bahtera mereka yang letih mencari.

Bahkan seorang Ismail Marzuki sempat merekam bagaimana seorang gadis paramedis “kesemsem” pada sesosok pemuda pejuang hanya dengan menatap sepasang mata bola-nya dari balik jendela kereta. Ini beliau gambarkan dalam lirik lagu Sepasang mata bola yang bernuansa perjuangan “tempo deloe” :

Sepasang mata bola

dari balik jendela

datang dari Jakarta  …

‘nuju medan perwira

kagum ku melihatnya  …

sinar nan perwira rela

hati telah terpikat  …

semoga kelak kita berjumpa pula

Wow … romantis abiiis ya. Tapi kita harus berhati-hati dengan yang namanya mata ini, apakah itu mata kita sendiri ataupun mata orang lain. Meskipun cuma sepasang, ia bagaikan sebatang anak panah beracun yang sangat berbisa dan berbahaya. Iiih … takut ?!


0 Tanggapan to “Bola mata kekasih di mata Duo Farouk”



  1. Tinggalkan sebuah Komentar

Tinggalkan komentar


Ingat Waktu !

Demi Masa

Kategori

Blog Stats

  • 6.183 hits
April 2009
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
27282930