(2) Tolaklah aku sebisamu …. kau pasti tetap kudapat !
Apa jadinya bila seseorang cintanya ditolak mentah-mentah ?. Bagi yang berjiwa besar, mungkin ia masih akan terus mencoba, lagi dan lagi sampai tujuannya tercapai atau … mundur teratur, balik kanan … bubar jalan !. Tetapi buat mereka yang berjiwa kerdil dan suka memaksakan kehendak, bisa-bisa “pemeo jalanan” : Bila cinta ditolak, dukun segera bertindak akan jadi satu-satunya alternatif. Wow … taakuut !?
Sebaris syi’r anonim berikut ini mungkin pernah terbaca dan kemudian meng-inspirasi mereka-mereka yang begitu sangat gigih dalam merengkuh cita-cita cintanya hingga titik nafas penghabisan :
Laisa ‘l-hijābu bi-muqshin ‘an-ka lī amalan
inna ‘s-samā-a turojjā hīna tuhtajabu 1)
Jangan kau kira penghalang itu akan dengan mudah menyurutkan tekadku …….
sedangkan langit yang terhalang mendung malah membuat orang makin penuh harap
Iiih … nékat juga ya orang ini. Tetapi itulah cinta yang bila telah merasuki jiwa seseorang, maka dunia jadi tidak punya arti apa-apa dan ia dapat berbuat apa saja, sesukanya. Coba simak lagi dua potong syi’r anonim berikut ini :
Hawā-ka atānī wa huwa dhoifun u‘izzu-hu
fa-ath‘amtu-hu lahmī wa asqoitu-hu damī 2)
Buai cintamu itu telah merasuki diriku bak seorang tamu yang harus kumuliakan …….
maka kuberikanlah ia makan dan minum berupa daging dan darahku sebagai suguhan
Anta dā-’ī wa fī yadai-ka dawā-’ī
yā syifā-‘ī mina ‘l-jawā wa balā-’ī 3)
Engkaulah penyebab semua sakitku, di tanganmulah kulihat obat penawar untukku …
wahai engkau, penyembuhku dan penyengsaraku dengan cinta ini
Iiih … jadi makin serem aja ya. Ya iya lah, kata orang bijak : “Love is Blind” ( Cinta itu Buta ), sedangkan Buta ( raksasa ) itu kan suka menyantap manusia, jadi “Cinta itu Suka Menyantap Manusia”. Maka berhati-hatilah dengan yang namanya cinta !.
Catatan :
1) dari kitab al-Balāghoh al-Wādhihah, Mushthofa al-Jārim, Cairo.
2-3)dari kitab Mīzānu ‘dz-dzahab fī Shinā‘ati syi‘ri ‘l-‘arob, As-sayyid Ahmad al-Hāsyimī, Beirut, 1979.
(3) Cé Él Bé Ka …. apakah engkau benar-benar ada ?
Falsafah Oude Liefde roest niet ( Cinta Lama tak pernah padam ) rupanya amat setia dianut oleh para penduduk negerinya Van Gogh sama halnya dengan orang-orang sekampung William Shakespeare yang meyakini kepercayaan First Love never dies ( Cinta Pertama tak kan pernah mati ) ini dalam hidup mereka.
Di kita kelihatannya sama saja, bahkan dua stasiun tv swasta sampai bersaing dengan mengangkatnya menjadi acara reality show unggulan mereka meski bukan di tayangan prime time. Yang satu mengusung tema Cinta Lama Bersemi Kembali ( CLBK ), sedang yang satunya lagi memasang judul First Love. Bagaimana dengan kawan-kawannya Abu Nuwas, adakah mereka juga menganut mazhab indah yang satu ini ?. Barangkali sepotong sajak Lāmiyah ini bisa menjawabnya :
Naqqil fu’āda-ka haitsu syi’-ta mina ‘l-hawā
wa mā ‘l-hubbu illā li ‘l-habībi ‘l-awwali
Biarkanlah hatimu berkelana kemana ia suka untuk menebar cintanya …
ketahuilah bahwa cinta sejati akan selalu kembali pada kekasih pertama
Tampaknya John Lennon dan Paul McCartney ( dua pentolan The Beatles ) merasakan benar “jiwa” sajak berbahasa arab diatas, sehingga membuat mereka harus menuangkannya ke dalam lirik lagu sendu mereka yang bertajuk “Long and Winding Road” ini :
The long and winding road …………..
It always leads me here … leads me to your door
Jalan panjang yang berkelak-kelok itu ……………
Selalu saja membawaku kembali kesini … kembali ke pintu hatimu
Para suami yang mendapat istri atau istri yang dinikahi suami bukan karena cinta pertama masing-masing, tak perlulah harus merasa terlalu resah atau was-was karena takut akan kehilangan pasangannya, karena dua alasan. Pertama : survey membuktikan bahwa tidak semua cinta pertama memiliki bobot kesejatian hakiki seperti yang tercermin dalam dua kata bijak diatas sehingga mampu bangkit kembali dari alam sana. Kedua : ada sebuah “dogma” kuat yang sampai saat ini masih taat dianut oleh kebanyakan kita, yaitu bahwa “Mencintai itu tidak selalu harus Memiliki”. Aman … kan ?
(4) Cinta bisa bikin Mabuk, … setengah Gila, atau … Gila beneran ?
Orang-orang tua dulu membandingkan kita yang sedang Jatuh Cinta itu bagaikan orang yang sedang Mabuk Kepayang. Kepayang adalah sejenis buah beracun dari pohon besar yang hanya tumbuh di hutan-hutan Sumatera dan Kalimantan, yang dapat membuat pemakannya menjadi limbung dan mabuk serta bertingkah bak orang gila. Dan cinta itu ya katanya begitu, dapat membuat kita limbung, mabuk bahkan mungkin “gila”.
Jadi tidak heran bila seorang penulis lirik lagu sekaliber Ibrahim Nagi-pun, sampai harus ikut-ikutan menuangkan “kegilaan cinta” ini kedalam lagu khususnya untuk Ummu Kultsum ( Diva Penyanyi Arab ) yang berjudul “Al-Athlāl” ( Ruins / Puing-puing ) yang melegenda itu, begini :
Hal ro’ā ‘l-hubbu sukārō mitsla-nā
kam banai-nā min khoyālin haulanā
wa masyai-nā fī thorīqin muqmirin
ta‘ibu ‘l-farhatu fīhi qoblanā
wa dhohik-nā dhohka ‘th-thiflaini ma‘an
wa ‘adaunā fa-sabaq-nā zhilla-nā
Adakah cinta pernah melihat orang-orang yang mabuk seperti kami ini …
yang terus membangun angan-angan muluk dan khayalan tinggi
yang terus telusuri jalan-jalan yang temaram oleh sinaran rembulan
penuh dengan fatamorgana kebahagiaan tak berujung
yang tertawa renyah bak dua orang bocah yang kegirangan
lalu berpacu lari, hanya mengejar bayang-bayang kami sendiri …. ?
Rupanya Cak Gombloh ( penulis lagu sekaligus penyanyi nyentrik ) itupun tak mau ketinggalan untuk ikut ambil bagian. Dalam lirik lagu Setengah Gila dari Trilogi lagu-lagu “Gila”nya ( Setengah Gila, Gila dan Semakin Gila ) ia menulis tentang ulah cinta itu begini :
Ada yang sumpah langit dan bumi
Katanya cinta setengah mati
Datang apél setiap hari
Bagai kiamat kan datang esok pagi
Bercinta super
Melengket bak kue lemper
Itulah cinta yang bikin ulah
Tua atau remaja
Gadis atau jejaka
Setengah Gila.
Bahkan John Lennon dan Paul McCartney ( The Beatles ) sampai memimpikan sebuah “kegilaan khayali” unik dan aneh yaitu kalau mungkin agar satu pekan yang sekarang cuma tujuh hari itu bisa menjadi delapan hari ( dan itupun masih kurang cukup ) agar keduanya dapat mencurahkan se-abrek-abrek cinta mereka kepada sang pujaan dengan sepuasnya. Itu mereka tulis dalam lagu “Eight days a week“-nya :
Eight days a week is not …
enough to show I care
Delapan hari sepekanpun masih belum …
cukup untuk menunjukkan betapa aku menyayangimu
Wow, luar biasa dan begitu dahsyatnya …. Cinta !. Dan agar kita tidak ikut-ikutan menjadi gila, maka tulisan ini terpaksa harus disudahi saja sampai disini. Gila !
Eaa Eaaa Eaa…
Yang punya blog lagi fallin’ in love ya?…
😛
Kedai